Langsung ke konten utama

the hobbit -the desolation of smaug- but it isn't a review

Salah satu Playlist nonton yang ditunggu di akhir  tahun  trattta ttaa tta ttta“the hobbit  -Desolation of Smaug-“ , berhubung  aku ada pendidikan militer dasar mari kita sebut saja kewiraan  jadi agak telat nontonnya. Oiya cerita-cerita tentang kewiraannya next chapter lah yaaa.

 Ceritanya begini nih, pulang  dari bumi cipatat yang tanpa peradaban kota, pengen banget yang liat namanya mall, pengen banget jajan dan makan sepuasnya bebas dari tit- telur ikan tempe- ataupun tat –telur ayam tahu- dan aku lagi ngidem banget nonton the hobbit sama sushi tei.

Cewek-cewek  bps pada mo main  ke gandaria city, katanya deket ya udah kesana aja deh, sebenernya aku paling males jalan rame-rame berisik gak jelas kayak bocah smp, tapi kata temenku -sebut saja Tari- demi jiwa korsa, bareng-bareng aja perginya, astagaaaaa. Jadilah kita ber12 cewek bps beserta satu pria botak yang kita beri nama mas indra melancong ke gandaria city. Soalnya mas indra dianggurin sm temen-temen sekamarnya dan kesepian jadinya ngikut kita. Sampailah kita di gancit, dan untungnya kita nyebar, horeeee. Omg, coba kalo dibikin  jalan bareng, mo dibikin berapa banjar kita, ntar  bisa- bisa kita mulai bernyanyi “derap langkah nan gagah perkaasaaa….” Gubrak  T_T ….

Oke aku yang udah ngebet banget nonton the hobbit,  aku tarik  nurul, tari, sama mas indra merapat ke XXI. Ketemu bang prat di jalan, katanya sih dia juga nonton the hobbit jam 15.30, hoo oke kita berencana jam segituan juga deh, tapi sewaktu  nyampe XXI ada yang jam 12.30, dan jam kita baru menunjukkan jam 12.20, bole-bole deh daripada nunggu lama. Buru-burulah kita loket “ Mbaaaaak the hobbit yang jam 12.30 4 orang” “ iyaa,, total 400.000” whaaAAAAatttt  , lalu Tari memperlihatkan ketidak-ridhoannya “ Mbak, kalo tenggelamnya kapal van dher…” si mbak kasir pun lgs memotong omongan tari, “sudah dicetak tiketnya” haaaa jleeep. Astaga 100.000 tuh bisa buat beli baju, bisa juga buat bayar utang ke togi.
Mulailah the hobbit diputar, 30 menit kemudian Tari berbisik
Tari:  “Tyas, ###$$***&@!#**”
Tyas: ”Oh iya, iya,”
Dan Tari pun meninggalkan studio 2 dengan alasan yang tidak bisa disebutkan , heu
Beberapa menit kemudian
Mas Indra : “ eh yas, aku suka film kayak gini, yang orangnya aneh-aneh gini”
Ceritanya lagi scene dwarf, btw bentar-bentar,  mas Indra tau film the hobbit  gak sih, atau maksud dia, dia tuh suka film bergenre fiksi petualangan macem the hobbit atau harry potter gitu. Bertanya-tanyalah aku dalem hati. Tiba-tiba
Mas Indra : “eh yas, ini ceritanya kok mirip the lord of the ring ya?”
Haaaaaaa,,,, astaga ternyata mas Indra ga tau tentang film the hobbit, laaah the hobbit kan prequelnya the LOTR. Sewaktu aku tanyain udah pernah nonton the hobbit yang ke-1 apa belum, alibinya sih bilang udah pernah nonton di laptop tapi belum selesai, gitu.
Sedangkan Nurul
Nurul: Zzzzz…
Omg, she just threw away 100.000 idr for sleeping at cinema. Hiks,hiks, aku salah ngajak orang buat nonton.
Tapi emang ac ni bioskop dingiiin bgt, bikin orang ngantuk dan bikin orang kebelet pipis di  satu jam terakhir, soalnya nurul tiba-tiba ke toilet dan tidak kembali lagi. Sebenernya ku juga kebelet bangeeet, tapi sayang sama uang 100.000nya dan ku udah ga bisa duduk santai, mungkin kalo orang liat disangka  lg seru-serunya ngehayatin film, lol, heu.. ini lagi nah mas indra kayaknya serius banget nontonnya, maju ke depan sambil topang dagu, terus nyender ke belakang lagi, sama gak bisa diem.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu, filmnya selesei juga,,, “mas indra, aaaaaaku kebelet pipis!!!” kita pun lari ke toilet, ternyata si mas indra gak bisa diem tuh tadi juga nahan pipis, bwahaaahaaa.
Eh pas nyampe luar ketemu toro dkk, sama nurul. toro ngajak makan hokben, tapi aku ngidem sushi tei, tapi toro ngotot hokben, gara-gara itu ku jd inget sm harga tiket XXI  imax yg mahal  ngeeets. Dan akhirnya ku nurul, sm mas indra memutuskan ga makan apa-apa. Hoahoahoa nonton paling nyiksa sepanjang maaasaaaa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tenaga Angin sebagai Energi Alternatif

Teringat keadaan listrik d Karimun jawa yang hanya jalan selama setengah hari yaitu dari jam 6 sore hingga 6 pagi, menyadarkan saya betapa cukup beratnya hidup tanpa listrik walau setengah hari saja, hal ini pasti cukup menghambat aktivitas penduduk sekitar. Hal ini disebabkan PLN menggunakan Ten a ga Diesel sebagai pembangkit Listrik . Jadi bisa dibayangkan , betapa borosnya solar yang harus dikonsumsi untuk membangkitkan listrik. Untuk sebagian masyarakat kalangan menengah-atas mengatasiny a dengan memiliki mesin genset, yang tentu saja membutuhkan konsumsi solar juga. Padahal di daerah kepulauan seperti ini, pada bagian pesisir memiliki angin yang cukup kencang sehingga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Jika saja pemerintah mau melirik energi ini, cost yang dikeluarkan akan lebih murah dan tidak seboros menggunakan solar ( jelas, angin sifatnya barang bebas sedangkan solar merupakan barang ekonomi yang harganya relatif merangkak naik dan makin susah dicari), s
“ People will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel.” ~Maya Angelou

dyslexia - Taare Zameen Par-

Tahukah anda penyakit tentang dyslexia? Dyslexia adalah penyakit susahnya untuk belajar membaca dan menulis. Kalau saya lihat di film produksinya Amir khan, Taare Zameen Par –recommended oleh Alvinda Sri Hanamertani ini, si anak yang menderita penyakit ini kesulitan membaca huruf b dan d, lalu nulis R dan S –n kebalik kayak dicermin-in terus kalau disuruh membaca sederet kalimat, kalimat tersebut seolah-olah bergerak atau menari ( tyas juga ga ngerti itu tuh kayak gimana). Sayangnya, anak yang menderita dyslexia biasanya dianggap bodoh atau pemalas karena susah sekali diajar membaca, padahal mungkin saja kecerdasannya diatas rata-rata. Seharusnya metode pembelajarannya saja yang diubah, penyakit ini masih bisa diatasi dengan cara-cara tertentu, jangan sampai anak merasa tertekan dan merasah rendah diri akibat kekurangannya. Terdapat tokoh-tokoh besar kok yang pernah mengidap penyakit ini, seperti Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Pablo Picasso, Walt Disney, Agatha Christie, Or